Saka Energi Temukan Cadangan Gas Setengah Trilyun Kaki Kubik

Saka Energi Temukan Cadangan Gas Setengah Trilyun Kaki Kubik

 

PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) terus menunjukkan kiprah positifnya di tengah gairah eksplorasi migas yang belakangan ini menurun. Melalui anak usahanya yakni Saka Indonesia Sesulu, Saka Energi berhasil menemukan cadangan gas dengan perkiraan awal lebih dari 500 milyar kaki kubik di wilayah kerja South Sesulu, lepas pantai Kalimatan Timur. Saka Indonesia Sesulu memiliki 100% participating interest di South Sesulu dan menjadi operator Blok migas tersebut.

 

Direktur Utama Saka Energi Indonesia, Firman Ardini Yaman menyatakan bahwa temuan gas tersebut diperoleh dari hasil pemboran sumur eksplorasi pertamanya yakni SIS-A#1 pada 23 Desember 2014 dengan menggunakan Rowan Gorilla II rig.  Pada saat pemboran mencapai kedalaman 2.880 meter pada 23 Februari 2015 lalu, ditemukan gas di sana.  “Sebagai tindak lanjut dari hasil pemboran di sumur eksplorasi pertama tersebut, kami akan bor di sumur-sumur berikutnya,” kata Firman, Selasa, 28/4/2015. Sumur kedua yang akan dibor berlokasi sekitar 1,5 kilometer ke arah barat dari sumur pertama.

 

Firman menambahkan bahwa dari hasil pemboran pada sumur-sumur berikutnya, akan didapat data yang selanjutnya dianalisa untuk mengakses kemungkinan adanya cadangan baru gas maupun minyak di wilayah kerja South Sesulu tersebut.

 

Sebagai perusahaan yang berada di bawah naungan PGN, Saka Energi berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam menemukan cadangan-cadangan gas maupun minyak di wilayah Indonesia lainnya. “Dengan aset maupun kemampuan yang kami miliki, kami ingin membantu pemerintah dalam meningkatkan kehandalan pasokan gas bumi dan minyak untuk mewujudkan ketahanan energi Indonesia,” kata Firman.

 

Hingga saat ini, Saka sudah memproduksi gas bumi maupun minyak bumi dari beberapa lapangan migas.. “Produksi kami saat ini baik gas bumi maupun minyak bumi sebesar 23.000 barel oil equivalen per day (BOEPD),” kata Firman. Gas bumi dan minyak bumi itu berasal antara lain dari Blok Pangkah Madura, Jawa Timur; Blok South East Sumatera; dan Lapangan Gas Fasken di Texas, Amerika. Di Blok Pangkah Madura, Saka menguasai 100%, sedangkan di Blok South East Sumatera menguasai 8,9% dan di Fasken memiliki 36%.

 

Terkait lapangan gas Fasken, Firman menjelaskan bahwa pada saat Saka Energi Indonesia masuk pada Juli 2014, produksi gas dari lapangan tersebut sebesar 70 MMSCFD (juta kaki kubik per hari). “Saat ini rata-rata produksi sebesar 120 MMSCFD,” kata Firman. Pada minggu ketiga Maret, produksi sempat menyentuh 147 MMSCFD. Tahun ini ditergatkan produksi mencapai 190 MMSCFD.

 

Di luar lapangan migas yang sudah berprosuksi itu Saka Energi juga memiliki participating interest di berbagai Blok Migas. Kepemilikan Saka Energi itu adalah 20% di Blok Ketapang, perairan utara Madura, Jawa Timur; 30% di Blok Bangkanai, Kalimantan Tengah, 11,66% di Blok Muara Bakau; 30% di Blok West Bangkanai, Kalimantan Tengah dan 20% di Blok Muriah, perairan utara Madura, Jawa Timur.

 

 

DATA BLOK MIGAS SAKA ENERGI INDONESIA

Saka Energi Indonesia (SEI) adalah anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) yang berdiri pada tahun 2011. Saka Energi Indonesia bergerak di usaha hulu minyak dan gas bumiSEI telah memberikan kontribusi yang signifikan untuk pengembangan business PGN dan ketersediaan energi di Indonesia pada khususnya. SEI telah melakukan berbagai akuisisi lapangan minyak dan gas dalam bentuk penyertaan (Partipating Interest) di berbagai PSC yang ada di Indonesia ataupun dalam bentuk kerjasama lainnya di luar Indonesia.

 

Akuisisi dan kerjasama yang dilakukan SEI sampai dengan saat ini adalah sebagai berikut:

 

  • Pengambilalihan 20% Participating Interest (PI) pada Blok Ketapang dari Sierra Oil, di perairan utara Madura, Jawa Timur pada tanggal 11 Maret 2013. Blok Ketapang merupakan blok dalam tahap menjelang produksi, yang diperkirakan akan “gas-in” pada kwartal akhir 2015 dari Lapangan Bukit Tua. Operator blok adalah Petronas.
  • Pengambilalihan 100% PI pada Blok Pangkah dari KUFPEC dan HESS pada tanggal 10 Januari 2014 dan merupakan operator blok tersebut. Blok Pangkah adalah blok produksi. Saat ini produksi minyak dan gas bumi diambil dari Lapangan Ujung Pangkah. Direncanakan akan dilakukan pengembangan pada beberapa prospek lapangan lainnya.
  • Akuisisi 30% PI pada Blok Bangkanai dari Salamander Energi, Kalimantan Tengah pada tanggal 27 Juni 2013. Blok Bangkanai merupakan blok menjelang produksi. Produksi gas dari lapangan Kerendan diperkirakan akan dimulai pada Q4 2015. Operator blok adalah Salamander Energy.
  • Pengambilalihan 100% PI pada Blok South Sesulu dari HESS pada tanggal 21 Januari 2014 dan Saka Indonesia Sesulu, anak usaha Saka Energi Indonesia menjadi operator blok tersebut.
  • Pengambilalihan 8,9% PI Blok Southeast Sumatera dari KNOC pada tanggal 12 Desember 2014. Merupakan blok berproduksi. Produksi utama adalah minyak yang berasal dari Lapangan Cinta dan Widuri. Operator blok adalah CNOOC.
  • Akuisisi 11,666% PI pada blok Muara Bakau dari GDF SUEZ pada tanggal 15 April 2015. Merupakan blok menjelang produksi. Produksi gas dari lapangan Jangkrik dan Northeast Jangkrik yang diperkirakan akan “gas-in” pada Q4 2017. Operator blok adalah ENI.
  • Akuisisi 36% interes di Fasken Area (Shale Gas) – Texas Amerika Serikat dari Swift Energy Company pada tanggal 15 Juli 2014. Merupakan blok berproduksi. Operator blok adalah Swift Energy.
  • Akuisisi 30% PI pada Blok West Bangkanai dari Salamander Energy pada tanggal 2 Januari 2015. Merupakan blok eksplorasi. Operator blok adalah Salamander Energy.
  • Pengambilalihan 20% PI pada Blok Muriah dari Sunny Ridge, di perairan utara Madura, Jawa Timur pada tanggal 16 Desember 2014. Merupakan blok menjelang produksi yang akan mulai produksinya pada Q3 2015 dari Lapangan Kepodang, setelah jaringan pipa Kepodang – Tambak Lorok selesai. Operator blok adalah Petronas.

Share this Post